Friday, June 3, 2022

Ketaan Dalam Ketenangan

Bulan Februari 2022 kemarin, aku kenalan sama teman baru dari Medan. Singkat cerita, dia berasal dari keluarga non-believer namun dia pribadi sudah menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamatnya. Di tengah perbincangan, dia tanya "Kamu sudah lahir baru?" jujurly, aku bingung jawabnya. Karena, satu, aku bahkan ga ngeh-ngeh banget artinya lahir baru itu apa. Kedua, ada rasa terintimidasi ketika dapat pertanyaan ini, what would he expect if I say no? Karena kalo secara timeline, aku lahir juga sudah kristen. "Aku rasa belum..." jawab ku sambil ketar-ketir. "Oh, coba deh baca buku ini, Not A Fan by Kyle Idleman. Semoga bisa bantu kamu buat bertumbuh lagi di dalam Dia..." 

Buku yang sama dimention disalah satu sunday service di bulan April kemarin. Jika kita terjebak dalam definisi "sudah beragama kristend dari lahir" atau "I am familiar with church setting" hati-hati sis. Karena bisa jadi kita yang hanya jadi "penggemarNya" dan bukan "pengikutNya". 

Menjadi pengikut Tuhan (atau murid) itu jelas beda definisi dengan penggemar. Seorang murid, kalo punya tugas pasti dikerjain karena punya rasa tanggung jawab dan keinginan untuk melaksanakan. Tapi seorang penggemar dikasi tugas, belum tentu punya rasa tanggung jawab dan keinginan untuk melakukan tugas tersebut. Susah ya bahasanya? wkwkwk. 

Ambil contoh deh. Kamu ngefans sama tim footy aussie called Richmond FC. As a hardcore fans, setiap kali tim footy ini tanding di MCG, lu orang pasti dateng dong (mana tiketnya murah pula, LOL). Duduk, nyorakin, dan nyemangatin tim lo. Pas tim lo kalah, apa yang akan lo lakukan dari tempat duduk penonton? Pulang kan? Bisa ga lo dateng ke changing room mereka terus have a talk with the team and management? I doubt it. Karena perasaan pertama pasti lo sedih, kecewa tim lo kalah and next you just want to go home. But, if you are a part of the team - say lo manager nya atau bahkan coach nya. Ketikad tim ini kalah, mereka akan kumpul di changing room, evaluate, ngobrol, dll. Kalo menang gmn? Ya, they will celebrate - prolly with you too via TV. Tapi tim inti akan selalu bareng - involved. 

Semoga bisa lebih dimengerti dengan contoh di atas, hehehe. Kalo cuman fans, kamu ga akan involved sejauh itu tentang evaluasi tim atau performa pemain selagi mereka di lapangan. Tapi kalau kita tergabung dalam tim itu, pastinya itu tanggung jawab dan keperluan kita untuk evaluasi, kan? Same thing with being His disciples vs His fans. 

Mengikut Tuhan itu pastinya ga akan gampang. Kita semua sudah tau teori memikul salib. Tapi, kesukaran adalah tanda kehidupan. Memang, memutuskan untuk mengikut Yesus itu ga boleh terburu-buru dilakukan. Yang terpenting itu hati kita sih. Tuhan melihat kok kedalaman hati kita. Serindu apa sih kita sama Tuhan sampai memilih untuk menjadi muridnya. 

"Tenangkan dirimu. Doa, tanya Tuhan dulu baru bertindak. Ingat, jaminan dari Tuhan itu adalah Imanuel - Allah beserta kita. Berjalanlah dalam takut akan Tuhan." 

Kalo belum sekarang, ya gpp. Tenang dulu, doa minta hikmat dari Tuhan. Dari hasil tanya-tanya sana-sini, mereka bilang, cara Tuhan ngomong itu biasanya di dalam ketenangan kita. Belajar untuk taat dalam ketenangan, supaya kita bisa denger apa yang Tuhan mau kita kerjakan. 

Semoga memberkati. God bless. 

Sunday, March 27, 2022

MENGENAL TUHAN LEBIH DEKAT LAGI

 Sunday Service, 27th March 2022

MENGENAL TUHAN LEBIH DEKAT LAGI 2 Tawarikh 7:13-16 

-Kalo kita tidak mengenal Tuhan kita itu siapa, dan bagaimana cara kerja Tuhan, kita akan mudah kecewa sama Tuhan. Kita akan mudah marah sama Tuhan. Hilang pengharapan jadi pilihan dan berakhir pada mati konyol. 

-Anxiety adalah kondisi mental yang tidak sehat dan sering sekali terjadi akhir-akhir ini. Dapat timbul karena kecemasan berlebihan dan lagi-lagi karena kita tidak mengenal Tuhan kita itu siapa dan cara kerjaNya bagaimana. 

3 level kita mengenal Tuhan dari bahasa Yunani:

1. Gnostos (kenal/tahu): Kita mengenal Tuhan berdasarkan apa kata orang. "Somebody told me about God..." Ibarat bayi yang baru lahir, level pemahaman ini masih dangkal. Kita mengenal Tuhan hanya sekedar dengar dari orang, artinya pondasi kita tentang Tuhan masih sangat minim sehingga iman kita masih gampang digoyahkan. Kita gampang berpaling dari Tuhan setiap kali mendapat masalah atau bahasa gawlnya gampang murtad. 

2. Oida (kenal/mengerti): Mengenal Tuhan berdasarkan data atau fakta. Kita mengenal Tuhan dari kesaksian orang atau melihat langsung mujizat yang Tuhan berikan di hidup orang lain.  

3. Ginosko (kenal/pribadi/mengalami): mengenal Tuhan karena kita mengalami sendiri berdasarkan pengalaman pribadi kita dengan Tuhan. Ginosko 205 kali diucapkan dalam Perjanjian Baru. Contohnya Ayub yang mengalami sendiri Mujizat Tuhan dalam hidupnya. Banyak dari kita yang hanya puas sampai pada titik mengetahui tentang Kristus, tapi tidak merindukan untuk mempunyai hubungan dengan Dia. Yuk ges, kita selidiki hati kita masing-masing apakah kita hanya tau tentang Kristus ataukah kita ada dalam hubungan dengan-Nya? 

Tuhan itu kadang mengijinkan masalah datang dalam kehidupan kita, karena Tuhan ingin kita mengenal Dia lebih lagi. Sewajarnya kita sebagai manusia, jangan mengeraskan hati kita. Kenapa? Karena yang rugi ya diri kita sendiri. Kita rugi waktu cuman untuk kekeh atas pendirian kita yang tidak sama dengan cara Tuhan. Aku percaya ketika kita mengeraskan hati, kita akan stuck di level iman yang segitu-segitu saja. Namun, Tuhan itu mau anak-anakNya berkembang dan menjadi selalu lebih dekat denganNya. Therefore, Tuhan bakal terus memproses kita berkali-kali dengan cobaan atau masalah yang sama sampai kita pasrah dan memilih mendekatkan diri ke Tuhan dan mengenal caraNya bekerja. 

Tuhan benci orang yang sombong/tinggi diri/tinggi hati.

Merendahkan diri dan bertindak tidak sombong adalah hal yang patut kita terapkan dalam hidup ini. Tapi pada paham arti sombong ga sih? Gini ya, sering kali kita berpikir sikap sombong itu contohnya pamer barang baru yang orang lain ga punya atau menghina orang lain yang tidak memiliki sesuatu seperti yang kita punya. Eh ternyata ga cuman itu lho. Sombong yang lain itu bisa terjadi juga seperti ini: 

Ketika kita membuktikan diri ke orang lain bahwa kita mampu dan lebih besar dari orang lain, kita sombong.  

Sadar ga sih kalo kita membuktikan diri mati-matian ke orang lain just to get justification dari orang-orang ini. Yang lebih bahaya lagi, kalo kita mulai membuktikan diri  ke Tuhan bahwa kita mampu tanpa Tuhan. Isn't it clear that God doesn't like orang sombong? Dengan kita ga mau kalah sama orang lain saja, itu sudah termasuk sombong lho (Mazmur 56:1-8). Ketika kita punya keinginan untuk menjadi lebih sukses/lebih besar/lebih makmur/dan lebih lebih yang lain terhadap orang lain, kita sudah sombong di hadapan Tuhan. 

Ada kata-kata bijak yang berkata: Langit tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi, people know you are good if you are good. 

I think that's all I have to share from Sunday Service hari ini. Semoga notes kotbah simple ini bisa jadi berkat buat kalian yang baca. Sorry banget kalo masih banyak yg berupa dot points and have no further explanations. Next time, bakal nulis yang lebih rinci lagi. 


Thank you for reading this post! XoXo